Sebuah
harapan dalam penyelenggaraan Miss World 2013
Perhelatan Miss World 2013
Kontestasi pemilihan Putri Dunia 2013 baru saja dibuka
dengan megahnya, dalam hingar bingar kemeriahan
itu saya bertanya-tanya akan seperti apa wajah Putri Dunia yang menjadi duta
perempuan itunantinya. Wajah yang saya
maksudkan bukanlah dalam bentuk fisik berupa batang hidung, lekuk kuping,
ataupun rekahan bibir. Tetapi wajah yang
saya maksud lebih menyangkut tentang kualitas visi dan talenta seorang putri
terpilih nantinya.
Dari negara asalnya, para kontestan telah menjalani berbagai
macam tempaan dan ujian. Entah apakah
setiap negara itu benar benar menjaring seorang putri karenabhaktinya kepada
kemanusiaan dan lingkungan atau tidak?Apakah putri tersebut memiliki karya yang
layak dipertandingkan denganbanyak karya putri bangsalain atau tidak? Ataukah ajang ini dinegara asal para
kontestan,hanyalah kontes kecantikan fisik semata?
Berbicara tentang karya tentunya ini menjadi sumir karena
ragam manusia tentulah memiliki karya tersendiri sesuai dengan kesenangan dan
kebahagaiaan yang ia rasakan dalam membuat sebuah karya. Namun karena ini merupakan ajang pemilihan
Putri Dunia, karya-karya berupa ide dalam bentuk buku-buku yang menjadi
kegelisahannya dan kiprah nyata sebagai seorang putri ditengah masyarakat
tentulah menjadi hal yang patut diapresiasi untuk didukung dalam perhelatan
besar ini. Sebut saja karya itu berupa
essay kemanusiaan, penemuan teori baru tentang ekonomi dan sosial atau sebentuk
ide pemberdayaan masyarakat yang telah berhasil diterapkan.Pernah satu waktu
secara tidak sengaja saya menyaksikan acara kick andy melalui pesawat televisi,
saat itu bung andy mewawancarai seorang anak seumuran SMP dari ambon yang
menginspirasi banyak orang melalui
talentanya menguasai lebih dari 10 bahasa dunia,
dan mampu menjelaskan banyak hal tentang isu-isu anak di Indonesia,
ASEAN, dan bahkan dunia. Bila dikaitkan dengan kontes ini saya berandai andai,
jika saja anak ini suatu saat kelak mengikuti kontes Putri Dunia tentulah ia
akan dinobatkan sebagai Putri Dunia karena talenta dan visinya yang melampaui
anak seumurannya disini.Namun
itu hanya hayalan sesaat saya semata tentang kontes Putri Dunia.
Terkait dengan tabiat manusia yang dalam setiap perhelatan
selalu melakukan aksi dukung mendukung, maka tidak terlepas dengan kontestasi
pemilihan Putri Dunia juga sama halnya.
Mengenai fanatisme dukung mendukung, Beberapa bulan lalu kita
menyaksikan pertandingan sepakbola antara dua klub raksasa dunia memperebutkan piala liga champion, kedua tim berlomba untuk menyajikan gol yang
terbanyak, tidak ada juri didalamnya tetapi hanya terdapat wasit yang mengawal
peraturan permainan.Kembali kepada pembahasan pokok, bahwa Putri Dunia
merupakan hal yang berbeda dengan sepakbola ataupun semacamnya, karena Putri Dunia dipilih dan bukan
dipertandingkan. Nah jika itu adalah
sebentuk pemilihan, siapa yang memilihnya? Siapa-siapa saja yang termasuk dalam
Daftar Pemilih Tetap (DPT; Adopsi Istilah KPU)Putri Dunia? Apakah dipilih oleh
semua perempuan dunia dan kaum terpinggirkan yang nantinya akan ia bela?,
ataukah hanya para juri yang merupakan utusan dari berbagai produk kecantikan,
konsultan psikologi, lembaga pengembangan diri, instruktur senam, pelatih
olahraga, dan para desainer busana?.
Jika menggunakan istilah Jaya Suprana, menurut saya ini
sebentuk kelirumologi yang telah berkembang dan rancu, namun masyarakat tetap
memakluminya. Seyogyanya jika hal
tersebut adalah sebentuk pemilihan, maka hak pilihnya harus diserahkan pada
konstituen yang berkepentingan dengan pengangkatannya sebagai duta mereka. Dapat kita bayangkan, bagaimana seseorang
yang dipilih oleh segelintir juri dapat berkomitmen untuk kepentingan orang
banyak yang disebut-sebut sebagai konstituennya kelak. Ah saya rasa ini hanya akal-akalan dari
kapitalis yang menguasai merk merk dunia untuk mendominasi fikiran kita tentang
merk mereka. Berani taruhan? pasca pemilihan mereka akan tampil sebagai aktris
iklan minuman bervitamin YOU C 1000.
Terlepas dari mekanisme demokratisasipemilihan dan
kelirumologinya, ajang Putri Dunia telah
diakui oleh seluruh negara sebagai putri yang menjadi duta bagi perempuan-perempuan,
maupun duta bagi orang-orang yang termarjinalkan seluruh dunia. Putri Dunia mengangkat Isu isu perempuan dan
kaum marjinal ke ruang publik kemudian menjadi bahan wacana yang harus dibahas
dan diselesaikan oleh para pemimpin dunia.
Tahun ini pelaksanaan kontes Putri Dunia dilaksanakan di
Indonesia. Ragam pro kontra ditanah air
makin memperkaya pelaksanaan kontes tersebut dengan berbagai sudut pandang baru
dalam memandang idealnya seorang Putri Dunia.
Semoga kontes kali ini menjadi umpan balik bagi penyelenggara, bahwa
kecantikan lekuk tubuh tidak menjadi dasar utama dimuliakannya seseorang untuk
menjadi duta perempuan seluruh dunia, tetapi kemampuan orisinil yang membathin
haruslah ditampilkan sebagai arus utama.
Ada anggapan yang selama ini beredar dikalangan masyarakat tanah air
bahwa kontes Putri Dunia tidak beda jauh dengan kontes bina raga namun dengan
kategori dan kelasnya saja yang berbeda. Jika bina raga menampilkan otot yang
menakutkan, maka kontes Putri Dunia menampilkan otot yang menggoda.
Gemulai kontestan yang menggoda
Semoga saja karena pelaksanaanya diindonesia yang sedang
melakukan reformasi besar-besaran disegala bidang, angin sejuk reformasi juga dapat berhembus
menerpa kontes pemilihan Putri Dunia.
Perlu diketahui bahwa pada era sekarang sungguh banyak permasalahan yang
harus ditangani oleh pemimpin dunia. Di
belahan bumi Amerika Serikat, angka kekerasan dengan senjata api meningkat
drastis seiring dengan krisis ekonomi yang menimpa negara adidaya itu, di Eropa tingkat pengangguran dan gelandangan
jauh melampaui perkiraan dari para analis tentangdampak krisis ekonomi
global. Di belahan bumi Benua Afrika
terjadi kelaparan yang memilukan,
kehancuran ekologi, perang saudara, dan penyakit menular, yang semuanya itu telah
menjadi momok menakutkan dan harus segera ditangani. Belum lagi di Timur Tengah yang setiap
harinya selalu ada berita mengejutkan tentang ledakan bom dan pengambilalihan
kekuasaan, tentang penyerangan duet bersaudara Amerika-Israel ke Irak dan Suriah,
tentang jamaah haji yang terserang penyakit mematikan di Saudi Arabia, tentangPerundingan
damai yang selalu mengalami jalan buntu antara Israel dan Palestina, antara dua
bersaudara Korea, antara Pakistan dan India.
Tidak lupa tentang terorisme, mafia narkoba, korupsi, penyakit HIV AIDS,
pelanggaran Hak Asasi Manusia, dan pemanasan global yang selalumengusik
kenyamanan warga dunia. Serta masih
banyak rentetan yang harus ditangani yang hanya dapat dilakukan dengan
kecerdasan visi dan talenta kepemimpinan tokoh tokoh dunia yang berpengaruh. Putri
Dunia salah satu didalamnya.
Tentang kecemerlangan seorang kontestan, saya mengambil
sebuah analogi Gubernur Jokowi. Siapa
yang tidak kenal Jokowi disaat pemilihan gubernur DKI Jakarta lagi
hangat-hangatnya. Waktu itu Jakarta dirundung masalah yang sangat
memprihatinkan, banjir dimana-mana bahkan disaat musim kemarau memuncak, macet
dimana-mana bahkan pada hari minggu, kejahatan dimana-mana bahkan diatas angkotsering
terjadi pemerkosaan, semerawutnya pasar tradisional, sungai-sungai yang
dipenuhi sampah, dan premanisme. Dalam
kepemimpinan yang lemah rakyat semakin pupus harapan untuk perbaikan Jakarta. Beberapa bulan sebelumpemilihan, karena peliknya
permasalahan diJakartaBapak Presiden mengeluarkan wacana pemindahan ibukota,
beliau resah dengan kondisi ibukota negara yang semakin tidak kondusif. Semua orang muak, semua orang mencari sang
penyelamat. Jokowi muncul mengisi
kerinduan mereka pada seorang pemimpin yang tegas untuk mengatasi permasalahan
mereka. Tidak salah, jejak rekam
kepemimpinan Jokowi menggiurkan khalayak untuk dijadikan pemimpin mereka, sebagai
Gubernur DKI Jakarta. Lalu pada pemilihan Ia menang telak.
Akhirnya saya ucapkan selamat datang kepada para kontestan
dari seluruh belahan dunia. Dipertunjukan malam itu saat digelarnya pembukaan Putri
Dunia 2013, Indonesia sebagai negara yang memahami kebebasan, namun tetap
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dari peradaban, telah menawarkan sesuatu
yang baru dikontes itu, dimana busana bikini yang sediakalanya menjadi sesi
wajib kontes pemilihan Putri Dunia telah berubah wujud dengan peragaan busana
yang kaya dengan pernak pernik khasBangsa Indonesia. Ini adalah sesuatu yang berbeda tetapi jelas
ini baik. Dimata kami Bangsa Indonesia,
tamu itu patut dimuliakan, itulah bentuk pemuliaan kami kepada tamu para calon
Putri Dunia 2013, memperkenalkan identitas kami dalam bentuk selembar busana
kebesaran kami. Semoga perubahan dari
bikini kepada pakaian adat bangsa Indonesia menjadi langkah awal pemilihan
Putri Dunia yang lebih sesuai dengan harapan banyak perempuan dan kaum marjinal
lainnya diseluruh pelosok dunia. Semoga
muncul seorang Putri Dunia yang bervisi jauh kedepan melampaui zamannya,
membuat loncatan loncatan lincah, membawa dunia menjadi lebih riang dan
tentunya sedikit seksi.Selamat Berkontestasi dalam “Miss World 2013”.
Kontestan dalam balutan busana daerah nusantara.
Yogyakarta, 10 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar