Sabtu, 14 September 2013

PILIH MANA? KACANG KEDELAI YANG TERJEPIT ATAU PAHA AYAM YANG TERBUKA



Sekarang saya tinggal di Yogyakarta, terkait dengan naiknya harga kedelai saya melihat bahwa kehidupan sehari-hari masyarakat jawa banyak yang mengkonsumsi tempe.  Tempe telah menjadi menu wajib yang harus ada dimeja makan.  Begitu pula dengan orang jawa yang ada dikampung halaman saya SumbawaNusa Tenggara Barat, mereka telah hidup dan besar dengan mengkonsumsi tempe.  Jika kepada mereka ditanyakan mana yang lebih bergizi antara tempe dengan daging ayam? Tentulah mereka menjawab daging ayam, tetapi jika ditanyakan mana yang lebih enak antara tempe dengan daging ayam, maka mereka akan segera mengkonversi kata “enak”tadi dalam kepala mereka menjadi kata “murah”, lalu segera mereka menjawab tempe.  Nah seperti itulah masyarakat kita, menjatuhkan pilihan pada sesuatu karena harganya yang murah, kemudian karena keseringan mengkonsumsi pilihan tersebut, mereka kemudian menyukainya.  Bahkan dari “suka” ini kemudian berkembang menjadi “fanatik”.

Kamis, 12 September 2013

Nenek Ti’no: Teladan dalam Perlindungan Kesehatan Keluarga



Mencari model baru perlindungan kesehatan keluarga di Indonesia.






- See more at: file:///E:/sunlife/Kompetisi%20Menulis%20dan%20Foto%20Jurnalis%20serta%20Kompetisi%20Menulis%20Blogger%20Sun%20Life%202013%20_%20Brighter%20Life%20Indonesia.htm#sthash.POxJIGOd.dpuf







- See more at: file:///E:/sunlife/Kompetisi%20Menulis%20dan%20Foto%20Jurnalis%20serta%20Kompetisi%20Menulis%20Blogger%20Sun%20Life%202013%20_%20Brighter%20Life%20Indonesia.htm#sthash.POxJIGOd.dpuf


Nama beliau Ti’no, tepatnya Nenek Ti’no, tinggal di Desa Ara Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan.  Sejak 15 tahun yang lalu saya tidak pernah lagi berjumpa dengan beliau yang kini telah berumur  sekitar 100 tahun, namun beliau masih sehat wal’afiat.  Beliau memiliki tiga orang putra dan dua orang putri,  membesarkan anak-anaknya sendiri sebagai orang tua tunggal setelah ditinggal terlebih dahulu oleh sang suami menghadap sang Ilahi, memang menjadi tugas berat yang harus diembannya.  Suaminya meninggal disaat anak-anak mereka masih kecil,  tugas membesarkan anak dijalaninya dengan hati yang lapang dan tak pernah putus asa.  Beliau adalah Ibu dari Bapak kandung saya, alias Nenek saya.

Sendiri membesarkan anak berjumlah 5 orang tentulah tidak mudah,  terlebih sang suami belum sempat mewariskan tanah dan lahan untuk berusaha.  Segala daya upaya dilakukan dalam membesarkan dan mendidik anak-anaknya agar kelak menjadi orang yang berguna.  Namun bagaimana melaksanakan peran itu dalam  keterbatasan ekonomi , hingga beliau dan anak-anaknya mampu bertahan hidup hingga sekarang, Bahkan umur beliau dianggap sebagai umur yang tak lazim bagi kebanyakan orang.

Selasa, 10 September 2013

WAJAH BARU PUTRI DUNIA TERLAHIR DI INDONESIA


Sebuah harapan dalam penyelenggaraan Miss World 2013


 Perhelatan Miss World 2013

Kontestasi pemilihan Putri Dunia 2013 baru saja dibuka dengan megahnya,  dalam hingar bingar kemeriahan itu saya bertanya-tanya akan seperti apa wajah Putri Dunia yang menjadi duta perempuan itunantinya.  Wajah yang saya maksudkan bukanlah dalam bentuk fisik berupa batang hidung, lekuk kuping, ataupun rekahan bibir.  Tetapi wajah yang saya maksud lebih menyangkut tentang kualitas visi dan talenta seorang putri terpilih nantinya.

Dari negara asalnya, para kontestan telah menjalani berbagai macam tempaan dan ujian.  Entah apakah setiap negara itu benar benar menjaring seorang putri karenabhaktinya kepada kemanusiaan dan lingkungan atau tidak?Apakah putri tersebut memiliki karya yang layak dipertandingkan denganbanyak karya putri bangsalain atau tidak?  Ataukah ajang ini dinegara asal para kontestan,hanyalah kontes kecantikan fisik semata?

Minggu, 08 September 2013

Jiwa-Jiwa Yang Berkelana di Kampus UGM Yogyakarta.




Gedung Rektorat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Pernah sekali aku melihatnya dimuka pintu sekretariat HmI Komisariat Sosial Politik Universitas Gadjah Mada.   Pria berbadan tinggi, kurus, muka belepotan, rambut memerah, tak pernah mandi, jaket kumal dan bau asbak rokok itu menggandeng seorang wanita berparas cantik, wangi, bersih, dan sopan.  Sontak hatiku menilai bahwa kejadian penggandengan itu antara dua insan yang tidak sepadan.

Sabtu, 07 September 2013

Mama Tungga; Sang Mata Air Kesuburan Nusa Tenggara Timur


Kisah Guru Inspiratif  2013

Terik pada juli tahun 1997, Kota Kupang seperti berada didalam tungku oven tembakau 40 derajat celcius.  Ini adalah puncak terkering dalam musim kemarau tanpa hujan setetespun.  Kemarau dikota kupang adalah yang terpanjang dari seluruh tempat di negeri kita,  mencapai 8 bulan dari April hingga November setiap tahunnya.  Tanah yang masih dibonggoli sisa panen padi membelah lebar,  pepohonan serasa hendak membungkuk mencari peneduh,salib-salib pada toping atap gereja terasa memuai,sungai sungai dipenuhi batu, dan sumur mengering, Kota Kupang memanas.
Lantas apa yang bisa dilakukan masyarakat kota kupang.  Lahan telah mengering, ditinggalkan untuk mencari penghasilan dari sumber lain, menjadi kuli, memecah batu, membabu ditoko toko, sebagian mencoba peruntungan di pulau sumbawa menjadi pekerja kasar, dipulau lombok bersaing dengan porter terminal dan pelabuhan, dipulau bali menjadi eksekutor kredit sepeda motor, dan berujung ke jawa sebagai preman pasar grosir.  Tak ditanya untuk Sulawesi dan kalimantan, profesi yang sama sulitnya mereka jalani dari hari ke hari menambah rentetan panjang permasalahan kota-kota lain indonesia. Mereka mengabarkan kemiskinan mereka ke seluruh nusantara. Ada yang peduli?